Biografi Seno Gumira Adjidarma
Seno Gumira Adjidarma merupakan sastrawan Indonesia yang lahir di Boston, Amerika Serikat. Selain sebagai sastrawan Seno juga merupakan seorang dosen di Institut Kesenian Jakarta sejak tahun 2016. Ketertarikan Seno di bidang kesenian terinspirasi oleh Rendra yang santai, bisa bicara, hura-hura, nyentrik, rambut boleh gondrong. Hingga saat ini, Seno telah menghasilkan puluhan cerpen yang dimuat diberbagai media massa. Salah satu cerpennya berjudul Setan Banteng.
![]() |
Foto Seno Gumira Adjidarma |
Sinopsis cerpen Setan Banteng karya Seno Gumira Adjidarma
Cerpen yang
berjudul Setan Banteng tersebut
dimuat di media massa pada tahun 2018. Cerpen tersebut menceritakan tentang
dirinya ketika masih duduk di bangku sekolah dasar kelas IV yang bermain setan
banteng. Permainan tersebut dilakukan dengan memanggil setan banteng melalui gambar
hewan banteng, ketika setan banteng tersebut telah merasuki seorang anak, anak
tersebut akan bertingkah layaknya seekor banteng yang tengah mengamuk
menyeruduk orang-orang yang ada di sekitarnya.
Lihat cerpen selengkapnya di laman Lakonhidup.com
Krtik dan esai
Cerpen Setan Banteng secara eksplisit memiliki
makna bahwa setan pada dasarnya adalah musuh manusia. Setan selalu membawa
dampak yang buruk bagi manusia. Tidak hanya menyesatkan manusia, namun setan
juga dapat membahayakan nyawa manusia, tidak terkecuali setan yang sengaja
dipanggil oleh manusia.
Selain itu,
manusia sendiri seringkali merasa penasaran dengan keberadaan setan, sehingga
mereka mencoba untuk memanggilnya agar dapat membuktikan keberadaan setan. Jika
pada cerpen tersebut, manusia yang penasaran akan keberadaan setan ialah
anak-anak siswa sekolah dasar. Mungkin karena masih belum diberi pengetahuan lebih
lanjut mengenai setan, maupun makhluk ghaib lainnya, sehingga mereka coba-coba
untuk memanggil setan dengan alasan penasaran.
Pada cerpen
tersebut dapat diketahui bahwa ilmu mengenai hal mistis juga perlu ditanamnkan
sejak dini. Diperlukannya penanaman ilmu mengenai hal mistis bertujuan agar
anak-anak lebih waspada terhadap makhluk ghaib. Selain itu, orang tua maupun
guru juga harus selalu mengawasi anak-anaknya dengan waspada.
Cerpen Setan
Banteng, jika dikaitkan dengan politik juga memiliki makna tersendiri. Makna yang
dapat diambil berkaitan dengan perilaku pemerintah. Pada cerpen tersebut Setan
Banteng merupakan cerminan dari pemerintah yang menjadikan masyarakatnya
sebagai boneka. Pemerintah memanfaatkan masyarakatnya sebagai hiburan baginya,
mengadu domba satu dengan yang lain agar mereka saling menyerang. Ketika boneka
pemerintah tersebut telah hancur, pemerintah tetap duduk tenang di atas, tanpa
memperdulikan bonekanya.
0 Response to "Kritik dan esai cerpen Setan Banteng karya Seno Gumira Adjidarma"
Posting Komentar