Kritik dan Esai Cerpen di Jalan Jabal Al Kabaah

Ilustrasi cerpen di Jalan Jabal Al Kaabah

Sinopsis Cerpen di Jalan Jaubal Al Kaabah

Merupakan cerpen karya M Shoim Anwar yang dipublikasikan pada Desember 2014. Cerpen tersebut secara singkat menceritakan tentang perjalanan ibadah Tuan Amali, dan istrinya Nyonya Tilah di tanah suci. Sepanjang perjalanan mereka menemukan seorang pengemis di pinggir jalan. Di desanya Tuan Amali merupakan seorang kepala desa. Masyarakat di desanya mayoritas berprofesi sebagai pengemis, sehingga Tuan Amali mendapat julukan Lurah Pengemis. Oleh karena itu, Tuan Amali di tanah suci, mendoakan masyarakatnya agar bisa berubah pola pikirnya untuk meninggalkan profesi pengemis. 

Lihat cerpen selengkapnya di adhidreamtoparis.blogspot.com 


Kritik dan Esai Cerpen di Jalan Jabal Al Kaabaah.

Dalam cerpen di Jalan Jabal Al Kaabah, pengarang menjelaskan bahwa profesi sebagai seorang pengemis di era sekarang, sudah lazim dilakukan khususnya di Indonesia. Banyak masyarakat Indonesia yang memang berprofesi sebagai seorang pengemis, baik yang masih berusia muda maupun sudah tua. Banyak cara yang dilakukan untuk mengemis, salah satunya dengan berpakaian lusuh dan berpura-pura cacat fisik agar mendapat belas kasihan dan berbagai cara lainnya. Mereka bisa membeli rumah, tanah, dan barang mewah lainnya. 

Dalam agama maupun, mengemis merupakan tindakan yang tidak terhormat. Lebih baik bekerja dengan keringat sendiri daripada meminta-minta. Di agama juga diajarkan bahwa lebih baik tangan di atas daripada tangan di bawah.

Pada cerpen tersebut, dapat diketahui bahwa masyarakat di desa Tuan Amali mengemis karena salah penafsiran mengenai "Rezeki di tangan Tuhan". Seringnya salah penafsiran oleh masyarakat yang awam, dapat menimbulkan kesesatan bagi masyarakat itu sendiri. Salah penafsiran sudah sering terjadi di Indonesia, sehingga menimbulkan kekecauan yang dapat mengancam keselamatan orang lain. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat dituntut untuk tidak menafsirkan suatu perkara dengan sendiri, melainkan harus berdiskusi pada ahli di bidangnya.

Pesan terakhir yang disampaikan pengarang tersebut ialah adanya tradisi di Indonesia untuk titip doa ketika seseorang menjalankan ibadah di tanah suci Makkah, Saudi Arabia. Tradisi tersebut sudah terjadi turun temurun dari nenek moyang. Konon katanya bahwa berdoa di tanah suci Makkah, dapat terkabulkan daripada berdoa sendiri dirumah. Sehingga masyarakat di Indonesia selalu titip doa apabila ada seorang yang menunaikan ibadah di tanah suci Makkah.


0 Response to "Kritik dan Esai Cerpen di Jalan Jabal Al Kabaah"

Posting Komentar

Blog ini dilindungi oleh DMCA